Penyakit dan Perspektif Tentang Pengobat Tradisional (2)

 

Pic: kalarota.com

K. Nastya Anggaraini

Dosen Sosiologi UNUD


Howe menyatakan bahwa aspek-aspek yang saling terkait dalam kosmologi dan etnopsikologi Bali terdiri dari gagasan tentang keseimbangan, keteraturan, dan ekuilibrium. Gagasan tentang perlunya harmoni terkait dengan kepercayaan penyakit yang menghubungkan gangguan dan ekspresi emosional dengan penyakit fisik dan mental. Konsep kunci dalam konsep keseimbangan dan makna budaya kesehatan dan penyakit adalah “bayu” (konsep kekuatan hidup). Untuk pasien dengan Gangguan Obsesif-Kompulsif (OCD) pengobat tradisional bali menggunakan bayu (kekuatan), sabda (kata-kata suci), Buana Agung, Buana Alit dan Tri Sakti (tiga peran Tuhan) untuk menyembuhkan. Konsep keseimbangan dan keselarasan, keteraturan dan ketidakteraturan terkait dengan gagasan konfigurasi spasial yang tepat untuk pemujaan Buana Agung dan Buana Alit.

 

Dari sini muncul konsep kemurnian/kekotoran, yang kemudian mengarah pada gagasan tentang orientasi bangunan dan organisasi tubuh. Lebih jauh, orientasi hubungan sosial dan hierarki yang tepat juga disebut sebagai prinsip pengorganisasian di Bali. Konsep kalender Bali juga diresapi dengan budaya Bali mengenai kesehatan, penyakit dan karakter. Contoh kasus penderita OCD yang diangkat oleh Lemelson,  pengobat tradisional Bali berpesan agar pasien OCD yang mengalami masalah pada hari ulang tahunnya melakukan sesaji yang disebut Banten Meluasang. Pura keluarga (Merajan/Sanggah) dipersiapkan untuk roh para dewa dan leluhur. Pura ini memiliki altar simbolis (Linggih) tempat persembahan dan doa dipanjatkan untuk menjaga keseimbangan lingkungan.

 

Metode semacam itu merupakan pengobatan budaya yang umum untuk penyakit. Dipercayai bahwa reorganisasi penataan ruang sangat penting untuk mencapai keseimbangan antara skala leluhur dan niskala. Ayah seorang pasien sindrom Tourette memindahkan rumah lamanya ke Utara dan tidak memberikan perhatian yang cukup kepada roh-roh, sehingga taman di rumahnya kehilangan roh suci yang melindunginya. Oleh karena itu, pengobat tradisional Bali menyarankan bahwa persembahan diperlukan untuk mengatasi hal tersebut.

 

Lebih jauh, Lemelson, dengan mengacu pada Rudelman, berpendapat bahwa salah satu contoh yang mengungkap hubungan timbal-balik mekanisme penjelasan dalam teori etnografi Bali adalah perbedaan panas/dingin dalam teori imunitas humoral. Teori imunitas humoral dianggap sebagai teori struktural fundamental dan merupakan konsep fundamental dalam kesehatan dan penyakit. Penyakit dikenali sebagai gangguan komponen humoral. Mereka terkait dengan konsep keteraturan dan ketidakteraturan, keseimbangan dan ketidakseimbangan, pengendalian dan kurangnya pengendalian.


Misalnya, ketika merawat pasien dengan sindrom Tourette, pengobat tradisional menyatakan: cuaca mengganggu keseimbangan antara tubuh dan lingkungan, sehingga menyebabkan penyakit. Misalnya, selama musim hujan, bumi dan udara dingin, sehingga kepala dan kaki anda dingin tetapi perut anda panas. Dikatakannya, jika saat itu makanan dingin dimakan, maka terjadi reaksi antara lambung yang panas dengan makanan yang dingin tersebut, sehingga menimbulkan penyakit. Lemelson, merujuk pada Horan dan Welkem, terdapat tiga jenis penyakit dalam masyarakat Toraja. Penyakit-penyakit tersebut ada yang merupakan penyakit biasa (Sakit Biasa), ada yang merupakan penyakit yang disebabkan oleh pelanggaran terhadap ajaran atau larangan ritual (Sakit Deata), dan ada pula yang merupakan penyakit yang disebabkan oleh racun yang dimasukkan ke dalam makanan, minuman, atau saluran pencernaan melalui ilmu hitam (Sakit Tolino).

 

Laderman menjelaskan adanya penyakit biasa dan penyakit luar biasa di Malaysia, konsepnya serupa dengan penyakit yang ada di Bali. Selain penyakit yang memang disebabkan oleh kelemahan atau masalah pada fisik manusia, pada umumnya di seluruh Asia Tenggara penyakit kerap kali dilihat sebagai suatu kondisi yang dihukum sebagai kejahatan terhadap banyak roh yang mendiami desa-desa dan pinggiran pedesaan. Bila persembahan tidak pantas diberikan, bangunan tidak diletakkan dengan tepat, atau ritual dilakukan dengan tidak benar, roh-roh ini dapat menjadi penyebab penyakit, masalah interpersonal, dan sebagainya.

 

*****


0 Comments:

Post a Comment