Mark Granovetter: Keterlekatan (embeddedness)

 

[pic: bbva foundation]

Bagus Ardiyansyah

Pegiat Sanglah Institute

Dosen Sosiologi UNUD


Tindakan ekonomi tidak hanya sebatas aksi ekonomi, tetapi melampaui hal tersebut, yakni sebagai suatu tindakan sosial yang memperhatikan tingkah laku pihak lain. Misal, berbicara dengan mereka (pembeli-penjual), berpikir tentang mereka, dan memberi salam pada mereka. Pemahaman tersebut dijadikan Mark Granovetter sebagai pondasi dalam memperkenalkan konsep "keterlekatan" untuk melihat tindakan ekonomi. Sebagaimana diutarakannya, keterlekatan ialah tindakan ekonomi yang disituasikan secara sosial serta melekat (embedded) dalam ikatan jaringan sosial personal yang sedang terjadi. Artinya, aktivitas ekonomi antarindividu tidak dilihat dalam konteks yang ekonomis (untung-rugi), tapi lebih kompleks lagi, yakni secara sosiologis, yang dasarnya terbentuk lewat interaksi yang berlangsung dalam hubungan sosial-ekonomi.

 

Bagi Granovetter, tindakan ekonomi atau keputusan individu tidak dapat dipahami secara terpisah dari hubungan sosial yang ada di sekitarnya. Dalam pandangan ini, tindakan atau keputusan yang diambil oleh individu atau kelompok tidak hanya dipengaruhi oleh faktor ekonomi atau logika pasar, tetapi juga oleh hubungan sosial yang lebih luas, termasuk kepercayaan, norma, dan struktur yang mengatur interaksi antara individu. Dengan kata lain, keterlekatan merujuk pada cara hubungan sosial individu atau kelompok terkait erat dengan struktur sosial yang lebih besar, baik itu dalam konteks komunitas, budaya, atau organisasi. Keputusan individu sering kali dipengaruhi oleh keadaan sosial mereka dan oleh hubungan mereka dengan orang lain.

 

Sederhananya, pemikiran Granovetter berpusat pada bagaimana meletakkan keterlekatan sosial dalam konteks memahami siklus tindakan ekonomi. Proses relasi sosial ini, dalam pandangan Granovetter, dipengaruhi sebelumnya oleh infrastruktur kultural dari masyarakat terkait, oleh karena, dalam setiap masyarakat mempunyai corak ekonomi yang berbeda. Misal, trust (kepercayaan) didasarkan pada kebudayaan masing-masing yang terlekat, bukan pada trust yang bicara untung-rugi. Granovetter membedakan dua bentuk keterlekatan, yakni;

 

1.    Keterlekatan relasional

Konsep ini didasarkan dengan “disituasikan secara sosial” yang artinya, tindakan ekonomi yang berhubungan dengan pihak lain, di mana pihak-pihak terkait mengelola impresi atau kesan dihadapan pihak lainnya. Misal, dalam hubungan pelanggan, terjadi hubungan interpersonal antara penjual-pembeli yang meliputi beragam aspek sosial, budaya, agama, dan lain sebagainya dalam kehidupan mereka. Sebagaimana yang dikatakan Granovetter, bahwa pendekatan pilihan rasional merupakan bentuk ekstrem dari individualisme, karena pendekatan pilihan rasional tidak memperhatikan secara serius pentingnya struktur jaringan sosial dan bagaimana struktur ini mempengaruhi hasil secara keseluruhan. Sederhananya, semua hubungan bisnis dan transaksi melibatkan proses interaksi dan hubungan sosial yang menghasilkan kepercayaan dan saling percaya meskipun sifatnya lemah. Kepercayaan yang timbul antardua belah pihak atau lebih, mengandung harapan yang menguntungkan salah satu atau kedua belah pihak melalui interaksi sosial. Rasional dalam hal ini berarti melakukan pertimbangan dari pemanfaatan pemilihan suatu tindakan, menghitung biaya bagi setiap jalur, dan berusaha memaksimalkan manfaat untuk mencapai pilihan tertentu.

 

2.    Keterlekatan struktural

Dalam keterlekatan struktural ada suatu struktur sosial di mana terdapat pola interaksi antara pengusaha, karyawan, pemasok, dan pembeli yang terjalin karena hubungan kepercayaan. Dengan asumsi ini, bisa diasumsikan, bahwa terdapat kepercayaan (trust) antar pihak sebagai kapital sosial dalam tindakan ekonomi, sehingga tindakan ekonomi bisa terjalin dan terjalan antar keduanya. Oleh karena, tadisi resiprositas tersebut merupakan bentuk keterlekatan struktural dari suatu aktivitas ekonomi. Mengingat, bahwa keterlekatan ini merupakan keterlekatan yang melibatkan jaringan lebih luas (misal, keterlekatan struktural dalam mengupas fenomena ekonomi dari pasar swalayan), bisa institusi sosial atau struktur sosial.

 

*****

0 Comments:

Post a Comment