Briant Nor Pradhuka
Dosen Ilmu Komunikasi UNUD
Tak
sedikit keluarga di tanah air yang memiliki kultur memajang foto keluarga di sudut
sosial rumah, seperti ruang keluarga, ruang tamu, dan ruang makan. Hal ini
sudah dilakukan dan bahkan secara alami menjadi kebiasaan dan warisan bagi anak
yang nanti akan memiliki keluarga kecil barunya. Foto keluarga adalah foto yang
menampilkan visual anggota keluarga yang pada umumnya terdiri dari bapak, ibu, dan
anak (foto keluarga kecil). Sering juga foto keluarga hadir dengan anggota
keluarga yang lebih kompleks dan lebih besar, seperti tambahan hadirnya kakek,
nenek, paman, bibi, keponakan, dan cucu. Foto keluarga yang sering mengisi
sudut rumah, biasanya di produksi dalam momen-momen spesial seperti pada hari
besar perayaan agama, pernikahan, ulang tahun, dan momen special lainnya.
Selain itu, beberapa keluarga memajang foto mereka dari hasil liburan, wisuda,
dan foto studio.
Dalam
perspektif ilmu komunikasi, foto keluarga merupakan sebuah media yang memiliki
pesan dan makna melalui simbol-simbol visual. Seperti yang diungkapkan oleh
Marshall McLuhan seorang filsuf dan teoretikus media yang terkenal dengan
gagasan-gagasannya yang revolusioner tentang bagaimana media memengaruhi
masyarakat dan budaya, bahwa “The medium is the message”. Menjadi sebuah
medium, foto keluarga dalam hal ini memiliki pesan tersendiri dari nilai
visualnya, seperti membawa narasi cerita, menghadirkan emosi-emosi yang
diabadikan, dan adanya identitas keluarga yang kuat dari visual yang dibuat ini.
1. Narasi cerita foto keluarga: foto
keluarga menghadirkan setiap kisah dan narasi unik. Seperti ketika foto itu dibuat
atau diproduksi, ada beberapa momen yang terjadi pada waktu itu hadir menjadi sebuah
narasi atau cerita dalam foto tersebut. Misalnya, foto keluarga yang dibuat dalam
waktu anak pertama lahir, ulang tahun pernikahan kakek & nenek, pernikahan
kedua paman atau bibik, dan momen-momen lainnya. Begitupun pasca foto itu
dibuat, dalam waktu 10 tahun lebih berlalu, atau 5 tahun waktu sebelum itu foto
keluarga dibuat, maka dokumen tersebut menjadi artefak yang sangat bernilai
bagi keluarga. Foto keluarga selalu akan membawa kisah dan menghadirkan narasi-narasi
bagi sipemilik.
2. Emosi yang hadir dalam foto keluarga: dipajang
dalam ruang sosial rumah, foto keluarga menghadirkan sisi sensitif bagi
pemiliknya. Foto keluarga memiliki simbol-simbol visual yang kuat menggambarkan
tentang ikatan emosional, seperti rasa cinta, kebersamaan, dan solidaritas
antar anggota keluarga. Meskipun dirasa bahwa foto keluarga kurang berdampak secara
langsung, namun dampak tentang emosi ini akan mulai dirasakan apabila salah
satu dari anggota keluarga tersebut sedang pergi dan berpulang kepada-Nya.
3. Identitas dalam foto keluarga: foto
keluarga menjadi identitas yang menggambarkan hubungan dan relasi disetiap
anggotanya. Seperti, sebagai seorang anak, sebagai seorang orang tua, atau sebagai
seorang saudara. Foto keluarga kaitannya dengan identitas juga menjadi “penanda
generasi” tertentu dalam bagian silsilah, dimana seseorang dapat melihat hubungan
keluarga tersebut dengan generasi sebelumnya, dan nantinya keluarga tersebut
juga akan warisan visual tersebut untuk generasi berikutnya (artefak silsilah
keluarga).
Berbicara mengenai foto keluarga, dokumen visual ini
memiliki dampak atau impresi bagi pemiliknya. Beberapa impresi diantaranya
adalah:
1. Meningkatkan identitas diri: dalam hal
ini foto keluarga membantu masing-masing dari anggotanya merasakan saling
memiliki dan melengkapi. Seperti layaknya keluarga, mereka memiliki peran dan nilai.
Bapak atau Ibu menjadi kepala keluarga (tergantung konteks), anak menjalankan
tugas, kewajiban, dan mendapatkan haknya dalam bagian keluarga, serta peran dan
kehadiran mereka dalam anggota keluarga yang lebih besar.
2. Meredakan stress dan
membangkitkan emosi positif: selain menambah estetika dalam sudut rumah,
impresi yang dibuat oleh foto keluarga, salah satunya adalah menghadirkan perasaan
nyaman, aman, dan nostalgia terhadap momen hangat yang memorable.
Seperti foto keluarga membantu meredamkan perselisihan kecil yang terjadi dalam
anggota keluarga. Dengan melihat dokumen visual kenangan bersama, dalam momen-momen
indah yang terekam, membantu mengurangi tekanan dan emosi dari perselisihan tersebut.
Melihat foto anak pertama saat lahir, dapat mengembalikan kenangan hangat dan
momen kebahagiaan bagi bapak dan ibunya. Foto anak liburan dan bermain waktu
kecil membantu meredakan perselisihan antar saudara.
3. Mendorong keintiman dan kebersamaan: foto
keluarga bisa menjadi simbol hubungan emosional yang erat, terutama ketika
anggota keluarga sedang pergi atau tidak dalam tempat bersama dengan anggota
keluarga yang lainnya. Foto keluarga selalu mengingatkan bahwa kehadiran dan
memori anggota tersebut selalu ada dalam rumah tersebut. Dari visual ini juga, dapat
menunjukkan keterikatan dan rasa saling memiliki, meskipun dari anggotanya
tersebut sedang berada jauh dari tempat dia mengumpulkan kenangan.
4. Memperkuat koneksi antar generasi: impresi foto keluarga lainnya adalah menjadi sarana berbagi cerita lintas generasi, dari kakek-nenek, anak, cucu hingga buyut (cicit). Sama halnya seperti artefak (bukti peninggalan), peran foto keluarga bagi pemiliknya adalah menjadi medium yang sangat kuat akan pesan dan historisnya. Sebagai medium, dengan simbol-simbol yang dihadirkan melalui visual mampu membawakan setiap narasi yang bisa disampaikan kepada orang yang akan mewarisinya. Seperti menunjukkan betapa hebatnya sosok kakek buyut waktu itu yang pernah ikut andil dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
*****
0 Comments:
Post a Comment