Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Niken Lara Yuwati,
Niken Lara Yuwati,
Iya! Perempuan dan
permaisuri seorang Raja terkenal tanah Jawa, simbol ketangguhan Indonesia.
Adalah istri Raja
Hamengkubuwono I,
Nenek dari sosok ulama
pejuang kemerdekaan Indonesia melawan penjajah.
Pemimpin perang melawan
penyamun dan perampok kebebasan.
Dialah, Pangeran Diponegoro.
Adalah anak yang berhasil
dilahirkan oleh sosok perempuan tangguh, seorang yang sederhana dan bersikap
bersahaja.
Namun, keberaniannya
melebihi keberanian Belanda, yaitu penindas mustad'afin, kaum lemah.
Iyaa! Siapa yang tidak kenal
Diponegoro?
Siapa yang tidak kenal
dengan Diponegoro, sang ulama pewaris jiwa militer dan kesatria di tanah Jawa?
Perang Diponegoro disebut
perang Jawa, betapa besar pengalaman dan kekuatan perang itu dalam pandangan
Belanda.
200.000 ribu orang terbunuh
dalam perang itu.
8000 prajurit Eropa tewas
dan dihancurkan oleh tanah yang menghimpit mereka.
7000 prajurit hasil rekrutan
Belanda asal Nusantara tewas sebagai pengkhianat bangsa!
Belanda rugi biaya perang
dengan sang pahlawan itu sebanyak hampir 2000 triliun rupiah. Hanya dalam waktu
5 tahun pertempuran, bayangkan!
Diponegoro pemimpin kelas
rakyat pribumi yang merugikan Belanda; Bangkrut!
Pangeran Diponegoro adalah
sifat yang memperjuangkan cita-cita setiap orang, tekad yang kuat menghadapi kesewenang-wenangan,
bagai bunga edelweis yang mampu bertahan melawan gigil kedinginan di puncak
keangkuhan dan penindasan.
Niken Lara Yuwati atau ia
dikenal dengan nama Ratu Ageng Tegalrejo, adalah anak perempuan dari Kyai Datuk
Sulaiman Bekel Jamus, yaitu anak sulung dari Sultan Abdul Qohir Kerajaan Bima
Ruma Ta Ma Bata Wadu , Raja pertama-tama yg memeluk Islam.
Ia Raja Bima ke-27 yang
berkuasa antara tahun 1620-1640. Buyut Pangeran Diponegoro adalah Raja Bima.
Niken Lara Yuwati; nenek
dari Pangeran Diponegoro adalah seorang perempuan tangguh darah Bima pembentuk
kesatria perempuan di tanah Jawa, kerajaan Mataram. Seorang "Sufi
Perempuan" yang memperdalam spiritualitas dan mencintai ilmu pengetahuan.
Apakah memang religiusitas
Bima itu baru-baru saja ada di budaya masyarakatnya? Tidak!! Bima telah
religius sejak sebelum Islam datang. Bima telah mengenal kekuatan supranatural
tertinggi dalam masyarakat kebudayaannya.
Jika sekalipun ada yang
berkata, bahwa Bima orang-orangnya kelihatan serius, sebagian org menyebut
agamis-tasawuf, bahkan barangkali dianggap garang?
Jawabannya, karena memang
leluhur dan orang tua dalam budaya Bima berwatak dan mengajarkan sedari kecil
agar tegas, tidak ada tedeng aling-aling pada sesuatu yang batil apalagi jahat.
Sebagaimana Bima itu
orang-orang pemberani, selayaknya Diponegoro dikenal putus urat takutnya
menggugat penjajah Indonesia.
Falsafah Bima mengajarkan di
kebudayaannya,
Maja labo Dahu,
Maja adalah malu; malu
berbuat sesuatu yang tercela dan tidak patut menurut kebiasaan masyarakat di
mana saja kaki berpijak!
Labo berarti
"mengikutkan atau bermakna dengan",
Sedangkan Dahu, adalah takut;
takut untuk menjadi pengecut, dan meninggalkan kebenaran.
Oohh Niken Lara Yuwati dan
Pangeran Diponegoro,
Oohh Kyai Datuk Sulaiman
Bekel Jamus putra sulung Raja
Oooh! Ruma Ta Ma Bata Wadu
Abdul Khair, kau raja pelahir pahlawan terbesar bangsa,
Aku akan ajarkan anak-anakku falsafah-falsafahmu, agar suatu saat masa depan kemerdekaan Indonesia mesti terus hidup di tanah air Indonesia.
Niken Lara Yuwati adalah pembangkrut Belanda, dua kali.
Seorang yang dikenal oleh Barat sebagai perempuan tangguh dan berpikiran tajam.
Pemanah ulung, kuat mengarungi perjalanan panjang, mahir berkuda, piawai menggunakan senjata.
Di dada Niken ada api, dua
kali Belanda bangkrut dan pergerakannya dibuat mati.
Pertama, ia setia tangguh
mendampingi suami, mengerahkan seluruh kekuatan Kesultanan Mataram; di dadanya
ada api. Sembilan tahun menghadapi Belanda dan akhirnya menghasilkan Perjanjian
Giyanti.
Kebangkrutan Belanda yang
kedua oleh perempuan ini, bersama cucunya; Pangeran Diponegoro bergerilya
selama lima tahun, memaksa Belanda menghasilkan gencatan senjata bersama Tuanku
Imam Bonjol. Ribuan tentara Belanda selama itu dibunuh, dan jutaan gulden
Belanda mati suri.
Niken Lara Yuwati atau dikenal Ratu Ageng Tegalrejo adalah Pahlawan Nasional yang namanya harum di tanah air Indonesia. Tak peduli, namanya jarang kita ketahui, ia tetap sejarah yang berapi-api abadi.
Ia fasih agama dan ahli perang. Perang melawan kebodohan, penindasan, dan luhur dalam budi keanggunan.
Yaa Allaah! Hidupkan kembali Niken-niken dan Diponegoro-Diponegoro baru melalui kami atau generasi ini, yaitu pelanjut estafet pemimpin masa depan tanah air dan bangsa; tanah ini aku cinta. Tumbuhkan tunas mereka dari rahim perempuan-perempuan yang juga tangguh, di seluruh belahan bumi tanah air Ibu Pertiwi.
Aamiin!
Wassalamu'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Bagus. 👍
ReplyDelete