[pic: elenchusphilosophy.com] |
A. Adelia Hardianti M.
Jean-François
Lyotard adalah filsuf asal Prancis yang sangat berpengaruh dalam gerakan
pos-Strukturalisme di antara para filsuf lain seperti Gilles Deleuze, Jacques Derrida,
dan Michel Foucault. Di antara sederet filsuf tersebut, Lyotard lah yang paling
kerap diasosiasikan dengan terma posmodernisme. Dalam
bukunya yang terkenal, Libidinal Economy (1974) Lyotard menunjukkan arah
perubahan filsafatnya, yakni dari ekonomi-politik dalam karya Discourse,
Figure (1971) yang kental
akan marxisme, pada pemikiran libido dalam teori-teori Freud. Peralihan ini juga berarti bergesernya sistem
filsafat Lyotard dari totalitarianisme-marxis pada keterbukaan dan kebebasan
hasrat yang menolak monopoli sistem tunggal—marxisme.
Lebih jauh, ekonomi libido atau libidonomics adalah
istilah yang digunakan Lyotard untuk memahami proses konsumsi yang berpusat
pada libido (nafsu atau hasrat). Saat ini, ekonomi libido banyak digunakan
dalam promosi barang dan jasa, misalnya ketika kita melihat maraknya iklan-iklan
yang tidak masuk akal yang melibatkan perempuan dalam kemewahan mobil, dan lain
sebagainya. Itulah mengapa J.F Lyotard menyatakan, logika kapitalisme posmodern
sebagai ekonomi libido adalah sebuah sistem ekonomi yang menjadikan segala
bentuk potensi energi libido dan hasrat sebagai komoditas. Setiap potensi
dorongan hasrat, setiap energi libido harus dijadikan sebagai alat tukar (libidinal currency).
Douglas
Kellner menulis bahwa baik ekonomi libidinal maupun anti-Oedipus adalah
teks-teks kunci dalam "mikropolitik hasrat". Menurut Kellner,
"mikropolitik keinginan" mengadvokasi perubahan revolusioner dalam
praktik kehidupan sehari-hari sebagai cara untuk menyediakan "prasyarat
untuk masyarakat baru". Kellner mengontraskan pandangan Lyotard dengan
pandangan Baudrillard, mencatat bahwa yang terakhir pada akhirnya meninggalkan micropolitics of desire (hasrat
mikropolitik).
Dikemukakan
oleh J.F Lyotard, sistem ekonomi-politik kapitalisme-lanjut mengharuskan setiap
orang untuk dapat mengeksplorasi dan memamerkan setiap rangsangan libido guna
mendapatkan keuntungan ekonomi maksimal. Budaya harus bersifat afirmatif dan
permisif. Potensi kesenangan dan gairah yang tersimpan dalam diri tanpa takut
akan ketabuan dan adat dimanfaatkan demi mendapatkan keuntungan. Kriteria moral
atau imoral, baik atau buruk, serta nilai guna atau nilai tukar, dilepas dari
sistem ekonomi.
Sistem
ekonomi tersebut membuat kita tenggelam dalam nikmatnya dunia hasrat yang
disuguhkan sehingga terkadang kita lupa dengan hal-hal yang seharusnya kita
perhatikan, seperti kondisi alam yang sudah semakin memburuk, hewan-hewan yang
terancam punah, dan lain sebagainya. Sebagai pembanding, seharusnya tidak hanya
ada passionate capitalism dengan
ekonomi libidonya, tapi juga ada compassionate capitalism dengan
kepedulian sosialnya.
Banyak
pemikir lain berpendapat bahwa konsep ekonomi libidinal J.F Lyotard hanyalah
ledakan pemikiran kecil yang berumur pendek, juga sebagai ekspresi
anti-Filsafat yang bersifat naif, tak ubahnya seperti kegandrungan tiba-tiba
pada filsafat Nietzsche pada dekade 1960-an. Nyatanya, konsep ekonomi libidinal
masih bisa digunakan untuk membaca kondisi zaman hingga kini.
Lebih
jauh, J.F Lyotard mengatakan bahwa ekonomi libidinal memiliki relasi dengan konsep
abstrak paganisme dan histeria. Paganisme tak memiliki satu Tuhan tunggal
secara sosial atau filosofis, tetapi beragam dewa yang berkerumun “di atas”. “Kekhawatiran
histerik”, sebagaimana ditulis Lyotard, bukan berarti dewa itu terlalu jauh,
tetapi justru ia terlalu dekat ... “Keintiman dengan para dewa tanpa melihat
wajah mereka” seakan membuat deskripsi yang pas tentang ekonomi libidinal;
membuka berbagai kemungkinan, membuka pintu ketidakterhinggaan.
*****
Tags:
co-Pegiat
...Adalah Sebuah Lingkar Studi; Adalah Sebuah Institut Untuk Pengkajian Dan Pengembangan Kajian-Kajian Bernuansa Mikrososial. Sanglah Institute (SI) Meyakini Potensi Kreatif Aktor Untuk Melakukan Perubahan Atau “Perbedaan” Sosial, Bahkan SI Meyakini Perubahan Sosial Selalu Berada Di Tataran Individual. Apa Yang Ditawarkan SI Adalah Pemberdayaan Individual, Sedangkan Produk Yang Dihasilkan SI Adalah Gerakan Individual. SI Adalah Suatu Aliran, Mazhab, Lebih Jauh: SI Adalah Cara Berpikir.
0 Comments:
Post a Comment