Belajar ETNOMETODOLOGI (Bag. 3)
Tanti Candra
Pegiat
Sanglah Institute
Kemunculan interaktif kalimat-kalimat dalam cerita
Analisis ini dilakukan oleh
Charles Goodwin. Ia melakukan analisis ini karena ketidaksetujuannya dengan asumsi
linguistik tradisional, bahwa kalimat-kalimat dapat diperiksa secara terpisah
dari proses interaksi tempatnya terjadi. Padahal menurut Goodwin, kalimat dan
serangkaian proses interaksi merupakan satu-kesatuan karena dalam menyampaikan
kalimat ketika bercerita seseorang melakukan analisa terhadap persepsi
pendengar untuk memperbaiki atau merekontruksi kalimat supaya dapat diterima
dengan baik dan mudah dipahami serta menarik untuk didengar. Goodwin beranggapan
bahwa cerita-cerita, kalimat, dan percakapan merupakan produk-produk dari
interaksional. Sebuah cerita akan berhasil disampaikan apabila yang bercerita
dan yang mendengarkan memiliki pemahaman yang sama mengenai cerita yang sedang
dibahas.
Selain analisa di atas,
etnometodologi juga melakukan kajiannya terhadap beberapa fenomena berikut;
Memenuhi Gender
Penekankan dalam poin ini adalah
seseorang tidak bisa dikatakan laki-laki atau perempuan hanya dengan jenis
kelamin mereka masing-masing, tetapi bagaimana sikap mereka, pakaian yang
mereka gunakan, serta pergaulan mereka. Serangkaian hal tersebut harus
dipelajari dan dipraktikkan secara terus- menerus agar seseorang dapat
dikatakan sebagai seorang laki-laki atau perempuan.
Rasa malu dan percaya diri. Etnometodologi
beranggapan bahwa rasa malu dan percaya diri tidak hanya sebagai bagian dari
psikologis, tetapi juga sosiologis karena sikap tersebut mereka tunjukkan
ketika mereka sedang berinteraksi. Faktanya, bahwa sekelompok orang yang
malu-malu akan cenderung membahas keadaan mereka, rasa malu mereka, dan
tanggapan orang lain terhadap mereka. Sedangkan orang yang percaya diri akan
lebih tertarik membahas hal yang menjadi topik bahasan di luar mereka. Di antara
keduanya memiliki prosedur-prosedur percakapan yang berbeda.
Pemecahan pertengkaran di dalam
dengar-pendapat. Kebanyakan beranggapan bahwa pemecahan masalah kelembagaan
atau pemecahan masalah secara formal akan berbeda dengan pemecahan masalah
sehari-hari. Pemecahan masalah dengan melibatkan mediator akan lebih mudah
menemui titik terang, karena saling sangkal dapat diminimalisir. Hal tersebut
terjadi karena harus meminta persetujuan mediator terlebih dahulu, dengan
demikian penjelasan dapat diutarakan secara penuh, bantahan-bantahan juga dapat
diatur sedemikian rupa. Selanjutnya, kehadiran orang ketiga sebagai mediator
dapat memecah konsentrasi mereka yang terlibat konflik. Dalam analisis ini, Clayman
dibantah oleh Greatbatch dan Dingwall. Mereka tidak setuju dengan Clayman yang
berargumen bahwa metode pemecahan masalah yang melibatkan mediator berbeda
dengan pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan Greatbatch dan
Dingwall menemukan adanya kemiripan dengan cara-cara yang digunakan untuk membebaskan
diri dari perdebatan sehari-hari, yaitu dengan mengabaikan apa yang dikatakan
oleh lawan kita dan mengalihkan perhatian pada hal lain.
Eksperimen-eksperimen Pelanggaran
Eksperimen pelanggaran merupakan
salah satu contoh metode dalam etnometodologi. Dalam eksperimen ini, peneliti
sengaja bertindak tidak seperti biasanya untuk mengacaukan suasana demi
mengetahui respon subjek penelitiannya dan untuk mengetahui metode-metode apa
yang digunakan oleh subjek untuk menyusun kembali realitas sosial atau dengan
kata lain bagaimana caranya subjek melakukan hal-hal yang dianggap dapat
mengembalikan suasana menjadi normal kembali. Sebagai contoh; dalam percakapan
antar sahabat yang biasanya melakukan percakapan secara dekat dan panjang,
suatu ketika salah satu diantara mereka sengaja menjawab atau menanggapi ucapan
temannya tersebut dengan singkat-singkat, teman lainnya pasti menganggap
kelakukan sahabatnya itu aneh dan akan segera menyuruh sahabatnya untuk
beristirahat karena dianggap sedang kelelahan. Melalui eksperimen ini, dapat diketahui betapa
pentingnya orang bertindak sesuai dengan asumsi-asumsi yang diharapkan dan yang
sudah terjadi secara teratur.
Kritik terhadap Etnometodologi
Etnometodologi dianggap oleh
sebagaian besar sosiolog terlalu mementingkan hal yang remeh dan mengabaikan
isu-isu penting yang dihadapi masyarakat masa kini.
Ada yang beranggapan bahwa
etnometodologi telah gagal melihat akar-akar fenomenologisnya dan perhatiannya
terhadap proses-proses sadar, kognitif.
Adanya kegelisahan dari sesama
etnometodolog mengenai hubungan diantara perhatian-perhatian di dalam karya
mereka karena mereka mempunyai akar-akar yang berbeda.
Ian Craib berargumen, bahwa ketika
pendekatan etnometodologi diterima seluruhnya begitu saja maka tidak akan bisa
melakukan pendekatan masalah-masalah sosial utama yang mana pun, seperti
pengangguran, kekerasan, dan peperangan. Baginya, jika hanya menerima ciri-ciri
yang bersifat indeksikal dan reflektif dari interaksi dan menolak bentuk-bentuk
yang lebih konvensional dari studi sosiologi merupakan hal yang salah.
Seharusnya, keduanya disandingkan dan menghasilkan suatu dimensi yang baru. Selain
itu, etnometodologi juga hanya dapat diteliti dan diterapkan pada suatu
kelompok interaksi atau percakapan yang sangat kecil atau mikro, sehingga tidak
dapat digunakan untuk mengatasi masalah sosial yang lebih besar.
*****
Tags:
Tanti Candra
...Adalah Sebuah Lingkar Studi; Adalah Sebuah Institut Untuk Pengkajian Dan Pengembangan Kajian-Kajian Bernuansa Mikrososial. Sanglah Institute (SI) Meyakini Potensi Kreatif Aktor Untuk Melakukan Perubahan Atau “Perbedaan” Sosial, Bahkan SI Meyakini Perubahan Sosial Selalu Berada Di Tataran Individual. Apa Yang Ditawarkan SI Adalah Pemberdayaan Individual, Sedangkan Produk Yang Dihasilkan SI Adalah Gerakan Individual. SI Adalah Suatu Aliran, Mazhab, Lebih Jauh: SI Adalah Cara Berpikir.
0 Comments:
Post a Comment