Belajar ETNOMETODOLOGI (Bag. 1)
Tanti Candra
Pegiat
Sanglah Institute
Biografi
Harold Garfinkel
Harold Garfinkel adalah seorang sosiolog
yang lahir di Newark, New Jersey, Amerika Serikat pada tanggal 29 Oktober 1917.
Ia adalah anak dari seorang pedagang peralatan rumah tangga. Ayahnya
menginginkan agar Garfinkel meneruskan usaha ayahnya, tetapi Garfinkel menginginkan
untuk meneruskan pendidikannya di perguruan tinggi, sehingga pada akhirnya ia
mengambil kursus bisnis di Universitas Newark. Garfinkel banyak bertemu dengan
para mahasiswa Yahudi di Newark yang sedang mengambil kursus sosiologi. Pada
tahun 1939, Garfinkel lulus dari Universitas Newark, kemudian ia mengikuti
kemah kerja di pedesaan Georgia. Kegiatan tersebut adalah awal-mula Garfinkel
mengetahui informasi mengenai program studi sosiologi di Universitas Carolina
Utara. Dengan program beasiswa, Garfinkel melanjutkan studinya di universitas
tersebut. Tesisnya membahas tentang pembunuhan antar-Ras berkat petunjuk dari
pembimbingnya, yaitu Guy Johnson. Garfinkel juga mengikuti wajib militer pada
tahun 1942 dan mendapatkan tugas sebagai pelatih pasukan dalam peperangan tank.
Ketika perang berakhir, Garfinkel melanjutkan
studi ke Havard dan belajar pada Talcott Parsons. Kendati Parsons adalah
gurunya, tetapi Garfinkel memiliki ketertarikan yang berbeda. Parsons menekankan
pentingnya kategori-kategori abstrak dan generalisasi-generalisasi, tetapi Garfinkel
tertarik pada deskripsi yang rinci. Setelah menyelesaikan gelar doktornya,
Garfinkel bergabung dengan suatu proyek yang mempelajari kepemimpinan dalam
pesawat dan kapal selam di Ohio. Dalam mempersiapkan pembahasan mengenai proyek
itulah, Garfinkel memperkenalkan istilah etnometodologi. Selanjutnya, ia sering
menggunakan istilah-istilah entometodologi di dalam seminar-seminarnya.
Akhirnya, istilah etnometodologi diperkenalkan di seluruh Amerika Serikat, bahkan
dunia oleh para kelompok sosiolog, khususnya Harvey Sacks, Emmanuel Schegloff, dan
Gail Jefferson.
Etnometodologi
Secara harfiah, etnometodologi
berasal dari bahasa Yunani, yang artinya metode-metode di dalam kehidupan
sehari-hari manusia untuk membantu kehidupan mereka. Dalam menyelesaikan
masalahnya, manusia menggunakan nalar praktis, bukan logika formal. Heritage
mendefinisikan etnometodologi sebagai suatu himpunan penalaran akal sehat
manusia yang memiliki prosedur serta pertimbangan-pertimbangan anggota
masyarakat dalam memaknai kehidupan mereka sehari-hari, mencari jalan keluar dari
permasalahan mereka sendiri serta menentukan tindakan yang harus mereka ambil. Hal
tersebut memerlukan proses yang berkesinambungan, sehingga para anggota
masyarakat dapat menghasilkan sistem atau pola yang teratur sebagai produk kegiatan
metodis mereka berupa fakta-fakta sosial atau
menghasilkan kontruksi realitas yang dibuat seseorang di saat interaksi
sehari-hari berlangsung. Sebagai contoh, dalam suatu sekolah ada guru dan
siswa, ternyata salah seorang siswa di sekolah tersebut merupakan anak dari
salah satu guru di sana. Sikap anak terhadap ayahnya yang seorang guru di
sekolah tentu berbeda dengan sikapnya ketika mereka sedang berada di rumah dan
begitu pula sebaliknya. Etnometodologi mempelajari bagaimana seorang murid dan
guru (yang merupakan anak dan ayah) itu dapat merubah dan menjaga keteraturan perilaku
atau sikap formal mereka selama di sekolah layaknya seorang guru dan murid.
Garfinkel menciptakan etnometodologi
di akhir tahun 1940-an dan diterbitkan pada tahun 1976 dengan judul Studies in Etnomethodology. Etnometodologi
menemui banyak kesulitan di awal, karena bagi para ilmuwan sosial yang
menentangnya, etnometodologi dianggap tidak sosiologis karena kajiannya yang terlalu
mikro dan dianggap remeh. Selain itu, juga karena memang penemuan
etnometodologi merupakan hasil dari ulasan Garfinkel terhadap sikap kaum perspektif-skeptisme
yang ragu dan mengabaikan pentingnya studi perilaku manusia sebagai tindakan
yang akan membuat perilaku tersebut tidak riil, walaupun ilmiah. Melalui etnometodologi,
Garfinkel ingin menjawab keraguan tersebut, karena etnometodologi mempelajari
hal terkecil sekalipun di dalam interaksi kelompok yang kompleks, sehingga baginya
sangat kecil kemungkinan terjadinya kesalahan dalam menganalisis perilaku objektif
manusia yang disebut dengan realitas.
Menanggapi para penentang dari
etnometodologi, akhirnya membuat Garfinkel menyampaikan alasannya mengapa
entometodologi bersifat sosiologis. Menurut penjelasan Garfinkel; bagi
etnometodologi, realitas objektif fakta-fakta sosial terdapat di dalam
masyarakat dan diciptakan sendiri oleh masyarakat secara lokal dan endogen.
Artinya, hanya ditemukan di dalam suatu
kelompok yang saling berinteraksi di dalam masyarakat. Setiap kelompok memiliki
ciri khas sendiri, tidak sama dengan kelompok lainnya. Realitas objektif
diorganisasi secara alami, dapat dimengerti oleh anggota, berkelanjutan berupa
perolehan praktis, ada dimana-mana, selalu, hanya, persis, dan seluruhnya
merupakan karya anggota itu sendiri, bukan karya yang lainnya, tidak ada jeda,
tidak dapat dihilangkan, disembunyikan, atau dilewatkan, ditunda, bahkan tidak
dapat diambil alih oleh kelompok lain, dengan demikian merupakan fenomena
fundamental sosiologi. Secara sederhananya adalah keunikan tersendiri dari
masyarakat tersebut.
Meskipun etnometodologi menempatkan
aktor bukan sebagai orang yang tunduk terhadap sistem begitu saja, tetapi
menciptakan sistem, namun fokus etnometodologi bukanlah pada para aktor atau
individu, tetapi pada anggota. Entometodologi melihat anggota bukan sebagai
kesatuan aktor atau individu, melainkan keterlibatan mereka dalam kelompok; berupa
kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan serta praktik-praktik khusus yang mereka
gunakan untuk menghasilkan struktur organisasi berskala besar dan struktur
interaksi berskala kecil. melalui penjelasan tersebut, dapat dilihat bahwa
etnometodologi tidak berfokus pada makro atau mikro sosiologi, tetapi berfokus
pada praktik-praktik cerdik atau tindakan anggota yang menghasilkan kedua tipe
struktur tersebut.
Hal-hal penting dalam
Etnometodologi:
Menurut Garfinkel, etnometodologi
dapat dipertanggungjawabkan secara reflektif melalui dua hal, yaitu penjelasan-penjelasan
dan pelaporan. Pengertian dari penjelasan-penjelasan adalah cara-cara yang
digunakan para aktor untuk menganalisis, mengkritik, dan memperbaiki
situasi-situasi spesifik dalam suatu situasi sosial. Sedangkan pelaporan adalah
proses yang digunakan seseorang dalam memberikan laporan untuk membuat
pengertian terhadap dunia. Dengan penjelasan dan pelaporan, maka indeksikalitas
(pengertian indeksitas ada pada pointer selanjutnya) di dalam interaksi dapat
dikoreksi dan membangun suatu pengertian mengenai keteraturan sosial. Reflektif
memungkinkan seseorang menjelaskan, meyakinkan, membuat seolah-olah apa yang dikatakannya
benar-benar terjadi, rasional, dan pantas untu dipercaya. Sebagai contoh, Ani
menolak ajakan Nita naik bus ekonomi dengan alasan bahwa bus ekonomi tidak
aman, banyak copet. Dengan mengatakan kalimat tersebut, Ani sudah mampu
melukiskan suatu peristiwa yang terdengar nyata dan rasional, sehingga dapat
dipercaya oleh Nita. Padahal di balik kalimat itu, terdapat peristiwa yang
cukup panjang sebagai berikut; Ketika Ani pertama kali naik bus ekonomi ia
mengalami hal yang menyedihkan, yaitu menjadi sasaran penjambretan sehingga
tasnya yang berisi handphone, dompet,
dan yang lainnya hilang. Lalu Ani tidak mau naik bus ekonomi lagi, tetapi
karena keadaan sangat memaksa akhirnya Ani harus naik bus ekonomi lagi dan
kejadian serupa terulang kembali, sehingga ia menyimpulkan bahwa naik bus
ekonomi tidak aman baginya sehingga ia tidak akan pernah lagi menaiki bus kelas
ekonomi. Penyusunan keadaan peristiwa seperti dijelaskan sebelumnya yang
diselidiki oleh etnometodologi untuk mengetahui lebih dalam hal-hal yang
bersangkutan dengan tindakan seseorang.
Indeksikal dalam Etnometodologi
Bagi etnometodologi, interaksi
manusia dalam kehidupan sehari-hari berupa percakapan tidak dapat terlepas dari
indeksikalisasi. Indeksikalisasi adalah rancangan mengenai ruang dan waktu kejadian
yang dapat berfungsi sebagai indeks untuk menempatkan apa yang terjadi dalam
dunia realitas. Secara sederhana, indeksikal adalah daftar kata atau kalimat yang
dimengerti oleh anggota-anggota kelompok percakapan tanpa harus dijelaskan
secara rinci apa maksud dari kata atau kalimat tersebut. Indeksikal sifatnya
tidak universal, merupakan ciri khas dari masing-masing kelompok percakapan
karena dalam pembentukannya memerlukan proses atau sejarah yang berbeda-beda. Ungkapan-ungkapan
indesikal inilah yang diselidiki atau dikaji oleh etnometodologi untuk
mengetahui fenomena sosial yang terjadi dan untuk mendapatkan informasi yang
sejelas-jelasnya.
*****
Tags:
Tanti Candra
...Adalah Sebuah Lingkar Studi; Adalah Sebuah Institut Untuk Pengkajian Dan Pengembangan Kajian-Kajian Bernuansa Mikrososial. Sanglah Institute (SI) Meyakini Potensi Kreatif Aktor Untuk Melakukan Perubahan Atau “Perbedaan” Sosial, Bahkan SI Meyakini Perubahan Sosial Selalu Berada Di Tataran Individual. Apa Yang Ditawarkan SI Adalah Pemberdayaan Individual, Sedangkan Produk Yang Dihasilkan SI Adalah Gerakan Individual. SI Adalah Suatu Aliran, Mazhab, Lebih Jauh: SI Adalah Cara Berpikir.
0 Comments:
Post a Comment