"Sunyi di Dada Sumirah" karya Artie Ahmad
Tiga perempuan dalam tiga
masa yang berbeda harus menjalani takdir dan kesunyiannya masing-masing,
sementara ketidakadilan terus mengiringi langkah mereka. Sunyi, seorang gadis
metropolitan, tampak berusaha keras menolak asal-muasalnya, menolak jati
dirinya dengan memasang lensa kontak demi menutup warna kelabu dari hidupnya.
Sumirah, seorang perempuan dusun yang setia, terpaksa menandatangani perjanjian
yang membuat makna kebertubuhannya sedemikian sumir, menjadi sekadar pemuas
dahaga para lelaki… Dan Suntini, seorang janda yang tak pernah mengerti mengapa
negara membawanya pergi, hilang, dan terkubur tanpa kata pembebasan, merupakan
awal dari kemuraman kisah tiga babak dalam buku ini.
Mungkin Anda telah sering
menjumpai kisah-kisah dengan tokoh perempuan yang malang, tapi ini bukan
sekadar potongan kisah perempuan, ini adalah kisah panjang penelusuran makna
kesunyian perempuan dari tiga zaman, melintasi tiga generasi untuk penyingkap
gelapnya sejarah manusia.
Tebal
halaman buku: 295 halaman, Paperback,
14 x 12 cm.
Penerbit: Buku Mojok.
Biodata
penulis:
Artie Ahmad lahir di
Salatiga, 21 November 1994. Saat ini berdomisili di Salatiga. Selain menulis
novel, dia juga menulis prosa. Beberapa cerita pendeknya tersiar di beberapa
media massa. ‘Sunyi di Dada Sumirah’
adalah novel ketiganya.
PEMESANAN: 0857-4098-9840
Tags:
co-Pegiat
...Adalah Sebuah Lingkar Studi; Adalah Sebuah Institut Untuk Pengkajian Dan Pengembangan Kajian-Kajian Bernuansa Mikrososial. Sanglah Institute (SI) Meyakini Potensi Kreatif Aktor Untuk Melakukan Perubahan Atau “Perbedaan” Sosial, Bahkan SI Meyakini Perubahan Sosial Selalu Berada Di Tataran Individual. Apa Yang Ditawarkan SI Adalah Pemberdayaan Individual, Sedangkan Produk Yang Dihasilkan SI Adalah Gerakan Individual. SI Adalah Suatu Aliran, Mazhab, Lebih Jauh: SI Adalah Cara Berpikir.
0 Comments:
Post a Comment