terdengar dalam dialog hati.
Rapuh
Bagus Ardiansyah
co-Pegiat Sanglah Institute
KETEGUHAN
KITA
Sang
garuda berbisik saat langit nusantara menangis
bukalah
mata dan lihatlah
pecahnya dua garis langit
dua
warna dalam satu bendera
beragam
rupa, agama, bahasa, budaya dimiliki
berselimut
di dalamnya
Biar
panas membakar
warna-warni
perbedaan
menari-nari
menuliskan indahnya
seluruh
alam menyaksikan
hanya
kebungkaman yang berakhir
Satu nusa
satu
bangsa
cukup
sudah
saling
mangsa.
RAPUH
Detik waktu terus berjalan
waktu tak kembali
dan detik tak berhenti
berselimut gelap juga terang
matahari dan bulan
suka dan duka
tangis dan tawa
Bunga akan mekar, layu, dan mati
daun-daun berguguran adalah citra sejuta
ingin
semua terbawa hembusan angin kekejaman
itulah goresan lukisan hidupku
karya dari dustamu
Rapuh…
setiap langkah kakiku selalu ada bayangmu
damai bersamamu
hanya dulu, dahulu
kini…
Tawa bahagiamu adalah tangisku
kesenanganmu adalah deritaku
seperti rubik yang berantakan
aku sudah sengsara sejak muda
Perasaan mendalam yang tak pernah reda
yang tersisa hanya air mata
kita kini berwujud uang koin
dua sisi saling melawan
tanpa dirimu, bagaikan ku berlari tanpa
kaki
tegarku tak cukup melewatinya
Waktu tetap berjalan
hari-hari terus berganti
berada dalam oksimoron
Semakin ku melupakan, semakin kedua bola
matamu terbayang
tapi tak henti ku berharap
kuingin kau di sini
namun, kicauan burung menyadarkan
saraf-sarafku
Aku tau kau tak akan kembali.
MATI
Sungguh, ingin kupahami
dahsyatnya cintamu
misterinya cintamu
di hadapannya, aku tunduk
menjadi kerdil dan ketergantungan
energi cintamu menciptakan semesta
kehidupan tercipta
semua bahagia
semua tercipta
Sayang, itu hanya sejarah
menjadi cermin kebalikan
kematian tercipta
semua menderita
semua tak tersisa
Semua yang teringat adalah kepergianmu
lebih memilih bersama cincin berlianmu
aku sudah tak bisa percaya lagi
dengan semua cintamu
lafadz rayuanmu
tangis darahmu
bahkan kehangatan mataharimu
yang terangi tiap sudut kelam diriku
hanya racunmu, omong kosongmu!
Setitik kesalahan telah dituliskan untuk
memisahkan kita
Semisal buih dosa t’lah kau lakukan
mata, hati, telinga, tangan, kaki, dan
bayi tanpa dosa menjadi saksi
Kau lebih menginginkan cincin berlian
menelan energi cinta
Akhirnya, kau berlabuh dalam terlambat
segala sesal di waktu
Kau yang ciptakan mati ini
kaulah muara kekesalanku
muara kesedihanku
muara kebencianku
duka sepi air matamu,
sudah tak berarti lagi.
DIALOG HATI
Pasukan
hitam halus datang
matahari,
bulan, dan bintang bersembunyi
hari jadi
muram, mereka kembali
rintik
hujan di balik jendela
menafsirkan
kedamaian
Jendela
basah berembun
ditutup
jatuhnya ribuan kenangan
saling
bercengkrama
membebaskan
biru hati
bicara
haru
bicara
rindu
bicara
sendu
bernyanyi
luka
isyaratkan
rindu teramat dalam
Tanpa
nada dan tanpa kata
mereka
berkedip
semua
hanya prasangka
akan
tenggelam bersama hujan
berlabuh di ruang tak berujung
hanya
rasa
terdengar dalam dialog hati.
terdengar dalam dialog hati.
Tags:
Bagus Ardiansyah
...Adalah Sebuah Lingkar Studi; Adalah Sebuah Institut Untuk Pengkajian Dan Pengembangan Kajian-Kajian Bernuansa Mikrososial. Sanglah Institute (SI) Meyakini Potensi Kreatif Aktor Untuk Melakukan Perubahan Atau “Perbedaan” Sosial, Bahkan SI Meyakini Perubahan Sosial Selalu Berada Di Tataran Individual. Apa Yang Ditawarkan SI Adalah Pemberdayaan Individual, Sedangkan Produk Yang Dihasilkan SI Adalah Gerakan Individual. SI Adalah Suatu Aliran, Mazhab, Lebih Jauh: SI Adalah Cara Berpikir.
0 Comments:
Post a Comment