Talkshow dan Launching Website Valapraja
Korupsi di Indonesia hampir selalu melibatkan principal agent, client, dan middlemen. Principal agent adalah pejabat atau pengelola anggaran, client adalah individu perwakilan korporasi, sedangkan middlemen merujuk pada rakyat biasa yang seringkali berperan sebagai calo atau penghubung. Kasus Patrialis Akbar misalnya, melibatkan semua komponen di atas. Sang principal agent adalah Patrialis sendiri, client-nya adalah Basuki Hariman sang pemilik perusahaan impor daging, sedangkan middlemen-nya adalah Komaludin yang disebut sebagai perantara suap. Sudah ada banyak orang yang dihadiahi rompi oranye KPK dengan hukuman bervariasi, tetapi kenapa hal ini terus berulang?
Ada hal menarik jika kita lihat dalam studi antropologis sebagaimana pernah dijabarkan secara apik oleh Bambang Wijayanto, bahwa tradisi beri-memberi dalam masyarakat Indonesia dianggap wajar. Apakah hal ini menjadi salah satu alasan di luar alasan hukum, keserakahan, dan basis struktur yang mempengaruhi kenapa perilaku korupsi terus berulang?
Tags:
Gede Kamajaya
Wahyu Budi Nugroho
...Adalah Sebuah Lingkar Studi; Adalah Sebuah Institut Untuk Pengkajian Dan Pengembangan Kajian-Kajian Bernuansa Mikrososial. Sanglah Institute (SI) Meyakini Potensi Kreatif Aktor Untuk Melakukan Perubahan Atau “Perbedaan” Sosial, Bahkan SI Meyakini Perubahan Sosial Selalu Berada Di Tataran Individual. Apa Yang Ditawarkan SI Adalah Pemberdayaan Individual, Sedangkan Produk Yang Dihasilkan SI Adalah Gerakan Individual. SI Adalah Suatu Aliran, Mazhab, Lebih Jauh: SI Adalah Cara Berpikir.
0 Comments:
Post a Comment